Etika Berbisnis dalam Islam: Panduan Praktis
Islam mengatur seluruh aspek kehidupan termasuk berbisnis. Kenali etika dan prinsip bisnis yang sesuai syariat.
Dr. Abdullah Rahman
Ilustrasi: Dokumentasi Nur Berita / Unsplash
Islam tidak melarang umatnya menjadi kaya raya. Bahkan, Rasulullah SAW dan para sahabat seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf adalah pebisnis sukses. Namun, Islam memberikan rambu-rambu agar harta yang didapat menjadi berkah dan tidak melalaikan dari akhirat.
Prinsip Utama Bisnis Syariah
Agar bisnis bernilai ibadah, perhatikan prinsip berikut:
1. Kejujuran (Ash-Shidq)
Rasulullah SAW bersabda, "Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dikumpulkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada." (HR. Tirmidzi). Jangan menyembunyikan cacat barang dagangan.
2. Menjauhi Riba
Riba adalah dosa besar yang diperangi Allah dan Rasul-Nya. Pastikan modal dan transaksi bebas dari bunga bank konvensional atau akad-akad batil.
3. Tidak Ada Gharar (Ketidakjelasan)
Jual beli harus jelas barangnya, jelas harganya, dan jelas waktu serah terimanya. Hindari sistem "jual beli kucing dalam karung".
4. Menepati Janji dan Amanah
Jika berjanji barang sampai dalam 3 hari, usahakan tepati. Jika barang titipan, jagalah dengan baik.
Etika Modern: Transaksi Online
Di era digital, prinsip syariah tetap berlaku:
- Foto produk harus sesuai realita (tidak manipulatif).
- Testimoni tidak boleh palsu (fake order/review).
- Akad dropship harus jelas (apakah sebagai wakil atau pemilik barang) agar tidak menjual barang yang belum dimiliki.
Bisnis bukan sekadar untung rugi materi, tapi surga neraka. Biarlah untung sedikit asal berkah, daripada untung banyak tapi dari jalan yang haram.
Apakah artikel ini bermanfaat?
Bantu sebarkan kebaikan dengan membagikan artikel ini kepada kerabat Anda.