Membangun Komunikasi yang Sehat dalam Keluarga
Komunikasi yang baik adalah fondasi keluarga harmonis. Pelajari cara membangun komunikasi yang sehat menurut ajaran Islam.
Ustadz Hasan Basri
Ilustrasi: Dokumentasi Nur Berita / Unsplash
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah adalah impian setiap muslim. Namun, impian ini tidak bisa terwujud tanpa adanya komunikasi yang efektif antara suami, istri, dan anak-anak. Kebisuan dalam rumah tangga seringkali menjadi awal dari keretakan.
Prinsip Komunikasi dalam Al-Quran
Al-Quran mengajarkan kaidah-kaidah berbicara yang sangat indah untuk diterapkan dalam keluarga:
- Qaulan Sadida (Perkataan yang Benar): Jujur, tidak berbohong, dan langsung pada pokok masalah tanpa berbelit-belit.
- Qaulan Ma'rufa (Perkataan yang Baik): Kata-kata yang pantas, sopan, dan tidak menyinggung perasaan pasangan.
- Qaulan Layyina (Perkataan yang Lembut): Nada bicara yang rendah, tidak membentak. Ini dicontohkan bahkan saat Nabi Musa diperintah berdakwah kepada Firaun.
- Qaulan Karima (Perkataan yang Mulia): Memuliakan lawan bicara, terutama kepada orang tua atau pasangan.
Menghidupkan "Quality Time" Islami
Di tengah kesibukan, keluarga harus memiliki waktu khusus:
- Shalat Berjamaah: Minimal satu waktu dalam sehari (misalnya Maghrib) dilakukan berjamaah di rumah.
- Makan Bersama: Rasulullah menganjurkan makan bersama dalam satu nampan/meja karena di situ turun keberkahan. Hindari main HP saat makan.
- Musyawarah Keluarga (Syura): Libatkan istri dan anak dalam mengambil keputusan, misalnya mau liburan ke mana atau pembagian tugas rumah.
Ingatlah, Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik akhlaknya kepada keluarganya. Beliau bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi)
Apakah artikel ini bermanfaat?
Bantu sebarkan kebaikan dengan membagikan artikel ini kepada kerabat Anda.